JAKARTA - Total utang pemerintah pusat hingga akhir
November 2012 telah menyentuh angka Rp1.990,66 triliun, naik Rp181,71
triliun atau 10,04 persen dari total utang pada 2011. Adapun total utang
pada 2011 sebesar Rp1.808,95 triliun.
Menyitir perkembangan
utang pemerintah pusat yang diterbitkan Direktorat Jendral Pengelolaan
Utang (DJPU), Minggu (6/1/2013), dalam lima tahun belakangan utang
Indonesia telah naik Rp601,25 triliun atau naik 43,27 persen. Pemerintah
mencatat, total utang pada 2007 masih berada di kisaran Rp1.389,41
triliun.
Utang tersebut, berasal dari penerbitan Surat Berharga
Negara (SBN) mencapai Rp1.375,33 triliun atau 69,1 persen dari total
utang pemerintah pusat. Dari angka tersebut, penerbitan SBN dengan
denominasi rupiah mencapai Rp1.111,39 triliun atau 55,8 persen dari
total utang, dan penerbitan SBN denominasi valas sebesar Rp263,94
triliun atau 13,3 persen dari total utang.
Sementara sisanya,
berasal dari pinjaman sebesar Rp615,34 triliun atau 30,9 persen dari
total utang pemerintah. Adapun rincian dari pinjaman tersebut, yakni
Rp613,71 triliun berasal dari pinjaman luar negeri, sementara hanya
Rp1,62 triliun berasal dari pinjaman dalam negeri.
Sebelumnya,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lewat Sekretaris Kabinet
(Seskab) mengeluarkan Surat Edaran Surat Edaran (SE) Nomor:
SE–592/Seskab/XI/2012 untuk membatasi pinjaman luar negeri yang
membebani APBN/APBD.
Sementara dalam RAPBN 2013, pembiayaan
anggaran direncanakan berasal dari dalam negeri Rp169,6 triliun dan
pembiayaan luar negeri Rp19,4 triliun. Untuk rencana pendapatan RAPBN
ditargetkan mencapai Rp1.507,7 triliun. (
mrt)
0 komentar:
Posting Komentar